Obituari Bens Leo, Saksi Perjalanan Musik Itu Telah Pergi
Sebagai jurnalis dan pengamat, peran Bens dalam perjalanan musik di Tanah Air sangat besar. Ia adalah saksi dan pencatat momen perjalanan musik Indonesia selama 50 tahun terakhir.
Oleh
Dwi As Setianingsih dan Wisnu Dewabrata
·2 menit baca
KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO
Kritikus musik Bens Leo saat menghadiri acara kampanye keselamatan penerbangan yang digelar oleh AirNav Indonesia di Jalan Malioboro, Yogyakarta, Selasa (1/10/2019).
JAKARTA, KOMPAS — Industri musik Tanah Air kehilangan Benedictus Benny Hadi Utomo atau biasa disapa Bens Leo yang meninggal dunia pada Senin (29/11/2021) pukul 08.24. Bens merupakan saksi langsung dari berbagai momentum terbaik perjalanan musik di Tanah Air selama 50 tahun terakhir.
Bens meninggal pada usia 69 tahun di Rumah Sakit Fatmawati, Jakarta, akibat terpapar Covid-19. Senin siang, jenazah diberangkatkan dari Rumah Sakit Fatmawati menuju Tempat Pemakaman Umum Menteng Pulo, Jakarta.
Almarhum meninggalkan seorang istri, Pauline Endang Praptini, dan seorang anak, Addo Gustaf Putera. Keduanya juga sempat terpapar Covid-19 dan dirawat di rumah sakit yang sama. Per Senin (29/11/2021), keduanya sudah dinyatakan negatif Covid-19.
Pengakuan masyarakat
Duta Besar RI untuk Selandia Baru sekaligus musisi, Tantowi Yahya, mengenang Bens Leo sebagai sosok yang kredibel, berpengetahuan, dan berpemahaman luas tentang musik. Saking kredibelnya, tambah Tantowi, dulu nyaris tak ada ajang kompetisi musik yang tak melibatkan sosok seorang Bens Leo.
”Nama beliau sangat populer sebagai juri. Mulai berbagai festival musik macam rock sampai ibaratnya festival tabuh beduk, rasanya enggak afdal kalau salah satu jurinya bukan beliau. Yang seperti itu, kan, tidak bisa dipaksakan, tetapi memang pengakuan dari masyarakat,” ujar Tantowi lewat telepon, Senin (29/11/2021) tengah malam waktu Selandia Baru.
Tantowi bercerita, Bens sudah ia kenal sejak sama-sama aktif sebagai juri di ajang penghargaan musik bergengsi Tanah Air, BASF Awards. Kompetensi dan pengetahuan Bens tentang permusikan Tanah Air dinilai Tantowi tak terbantahkan lagi. Bens adalah seorang pencatat ulung sejarah musik sekaligus pemerhati musisi Tanah Air.
Mudya Mustamin, jurnalis musik yang kerap bekerja sama dengan Bens dalam penjurian Anugerah Musik Indonesia, mengungkapkan, Bens adalah orang yang sangat baik. Dia juga selalu ramah kepada orang lain, termasuk kepada para yuniornya.
”Sebagai pengamat musik, tentu sudah tidak diragukan karena beliau adalah satu dari sangat sedikit wartawan musik yang juga menjadi saksi langsung dari berbagai momentum terbaik perjalanan musik di Tanah Air selama 50 tahun terakhir,” kata Mudya.
Frans Sartono, pengamat musik, menambahkan, sebagai jurnalis dan pengamat musik, peran Bens dalam perjalanan musik di Tanah Air sangat besar. Bens, tambah Frans, juga ikut memoles nama band baru supaya lebih komersial. Misalnya, ketika AKA bubar, personel mereka membuat grup TSAS. Oleh Bens, mereka disarankan menggunakan nama SAS, singkatan dari inisial tiga personelnya, Sunatha Tanjung, Arthur Kaunang, dan Syech Abidin. Nama SAS terbukti jos.