Diragukan karena kehilangan sosok manajer legendaris Juergen Klopp, Liverpool justru menjadi juara Liga Inggris bersama pelatih baru, Arne Slot.
Ketika Klopp menyampaikan pidato pamitan setelah sembilan tahun menduduki kursi manajer di Anfield, ia meminta para suporter Liverpool untuk sepenuhnya mendukung pelatih penggantinya. Dari tengah lapangan Anfield, pelatih legendaris ini lantas menyanyikan lagu untuk penerusnya. ”Arne Slot, lala... lalala. Arne Slot, lala... lalala”.
Hampir setahun kemudian, Arne Slot membalas dengan memberikan apresiasi tertinggi untuk Klopp, selepas mengantarkan Liverpool meraih gelar juara Liga Inggris 2024/2025. Ketika ditanya soal pendahulunya, Slot menjawab, ”Saya tidak ingin banyak bicara. Saya cuma ingin menyampaikan apresiasi untuk Juergen. Juergen Klopp, lala... lalala. Juergen Klopp, lala... lalala,” yang diikuti gemuruh seisi stadion.
Momen itu menggambarkan betapa mulusnya suksesi kepelatihan di Liverpool, yang menjadi salah satu kunci keberhasilan ”Si Merah” meraih gelar Liga Inggris musim ini. Hanya di momen setahun lalu itulah ”cawe-cawe” dilakukan Klopp terhadap rezim kepelatihan penerusnya, yaitu dengan meminta suporter mendukung penuh.
Setelahnya, Klopp move-on. Ia tidak lagi beredar di seputar pusat ”kekuasaan” di Anfield. Dengan demikian, penggantinya bisa leluasa menjalankan tugasnya.
Slot pun fokus melatih dan meracik strateginya. Ia membawa staf kepelatihan sendiri. Klopp juga tidak menitipkan orang dekatnya, apalagi keluarganya, agar mendapat jabatan. Warisan Klopp yang masih dipakai Slot hanyalah para pemain beserta kultur kerja keras dan kebersamaan mereka.
Pelatih asal Belanda itu membawa filosofi atau pendekatan permainan yang baru. Jika Klopp lebih banyak menerapkan skema 4-3-3 dengan gegenpressing, Slot berbeda. Mantan pelatih Feyenoord itu menggunakan skema 4-2-3-1, dengan dua gelandang sebagai jangkar di depan empat bek. Permainan Liverpool ala Slot tidak seatraktif gaya heavy metal milik Klopp, tetapi lebih terkontrol dan efektif.
Slot kreatif memanfaatkan sumber daya yang ada. Ketika ia gagal mendapatkan pemain incaran, Martin Zubimendi, untuk mengisi posisi gelandang bertahan, Slot menemukan solusi pada sosok Ryan Gravenberch. Ia sukses mengubah pemain muda yang awalnya lebih sering berperan sebagai gelandang box to box itu menjadi gelandang bertahan yang tangguh.
Guna mengoptimalkan peran menyerang Mohamed Salah, ia mengurangi tugas bertahan Salah. Seperti diakui penyerang asal Mesir ini, hal itu membuatnya lebih efektif, terbukti dengan kontribusi 28 gol dan 18 asis dari 34 laga liga.
Suksesi kepelatihan ala Liverpool ini bisa kita terapkan dalam banyak bidang kehidupan lain, seperti politik, sosial, ekonomi. Ketika presiden, gubernur, atau CEO lengser, ya, tidak perlu cawe-cawe lagi. Biarkan pemimpin yang baru, sang penerus, fokus bekerja sesuai gaya dan filosofinya sendiri.