Mengajak New Xpander Menengok Trans-Jawa Setelah Tiga Tahun
Berbagai pembaruan terjadi pada New Mitsubishi Xpander yang diluncurkan pada GIIAS 2021, November tahun lalu. Pembaruan ini diuji saat mobil dibawa menjelajah Tol Trans-Jawa, 13-17 Desember 2021.
/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2021%2F12%2F20211222ED03_1640878423.jpg)
New Mitsubishi Xpander melintas di ruas Tol Solo-Semarang, Jumat (17/12/2021).
Tak terasa, Jalan Tol Trans-Jawa sudah beroperasi selama tiga tahun. Dalam kurun waktu tersebut, berbagai perubahan telah terjadi di jalur urat nadi Pulau Jawa tersebut, yang membuat perjalanan menjadi lebih nyaman dan lengkap.
Kompas menyusuri kembali jalan tol terpanjang di Indonesia sejauh ini tersebut pada 13-17 Desember 2021 dari Jakarta menuju Surabaya pergi-pulang. Perjalanan sejauh lebih dari 2.000 kilometer (km) itu dilakukan menggunakan New Mitsubishi Xpander.
Ya, perjalanan liputan tiga tahun Tol Trans-Jawa ini sekaligus menjadi ajang uji kendara jarak jauh mobil yang baru saja diluncurkan di ajang pameran otomotif Gaikindo Indonesia International Auto Show 2021, November lalu. Berbagai kebaruan pada versi facelift Xpander ini diuji selama perjalanan ini.
Perjalanan ini menempuh jarak total 2.161 km karena tim Kompas tidak hanya berjalan melintasi jalan tol tersebut bolak-balik. Kami juga beberapa kali keluar dari tol untuk menyimulasikan bagaimana ruas Tol Trans-Jawa tidak hanya menghubungkan kota-kota besar di Pulau Jawa, tetapi juga mengoneksikan berbagai pusat kegiatan ekonomi. Mulai dari infrastruktur utama, seperti bandara internasional, kawasan-kawasan industri, dan sejumlah obyek wisata andalan yang bisa ditemui di sepanjang lintasan tol tersebut.
New Mitsubishi Xpander yang Kompas gunakan berangkat pada Senin (13/12/2021) menjelang tengah hari. Dari pengamatan sekilas, seolah tidak ada perubahan pada mobil ini dibandingkan Xpander lama. Namun, jika diamati lebih cermat, akan terlihat berbagai perubahan yang menyegarkan tampilan mobil segmen low MPV (multipurpose vehicle) ini di berbagai sudut.
Baca juga : New Mitsubishi Xpander, Mobil Keluarga yang Berevolusi
Perubahan tampilan
Salah satu yang langsung kentara adalah perubahan pada lampu utama mobil. Jika dulu lampu utama ini hanya berbentuk kotak sederhana, kini lampu ini berdesain mirip huruf T berbaring, atau lebih tepatnya mirip sebuah palu godam. Perubahan desain ini diikuti kluster lampu belakang yang juga mengadopsi bentuk serupa.
/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2021%2F12%2F20211215ED42_1640150044.jpg)
Lampu utama New Mitsubishi Xpander yang berdesain baru.
Desain gril dan bumper depan juga berubah, tetapi tidak semencolok perubahan pada lampu. Desain lampu baru yang sudah berteknologi LED ini memang menjadi pembeda utama antara New Xpander dan versi sebelumnya. Sayang, perubahan ini tidak diikuti pemasangan lampu siang alias DRL (daytime running lights). Padahal, bisa dikatakan fitur DRL ini sudah sangat jamak dipasang pada mobil-mobil yang beredar di pasaran otomotif Tanah Air saat ini.
Setelah istirahat makan siang di tempat istirahat Kilometer (Km) 57 di ruas Tol Jakarta-Cikampek, tujuan pertama kami adalah kawasan di sekitar Km 152+200 di ruas Cikopo-Palimanan (Cipali). Di titik ini sedang dibangun simpang susun yang akan menghubungkan ruas Cipali dengan Tol Cisumdawu (Cileunyi-Sumedang-Dawuan). Jika simpang susun ini sudah jadi, Tol Cipali akan terhubung lebih dekat dengan Kota Bandung dan akan mempersingkat perjalanan dari ibu kota Provinsi Jawa Barat itu dengan Bandar Udara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati di Kabupaten Majalengka.
Sekitar 6 km dari simpang susun ini juga sudah dibangun jalur keluar khusus yang langsung menuju BIJB Kertajati ini. Namun, saat Kompas tiba di sana, jalur keluar khusus ini belum dibuka untuk umum. Kami pun memutuskan keluar dari jalur lama yang memutar sekitar 6 km melalui jalan arteri biasa sebelum tiba di BIJB Kertajati.
/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2021%2F12%2F20211215ED45_1640150093.jpg)
New Mitsubishi Xpander di area terminal Bandara Internasional Jawa Barat Kertajati di Kabupaten Majalengka, Jawa Barat, Senin (13/12/2021).
Saat tiba di kawasan bandara yang baru diresmikan pada 24 Mei 2018 itu, suasana terlihat sepi. Pelataran parkir bandara yang luas menjadi ”obyek wisata” warga sekitar menghabiskan sore. Maklum, sejak pertengahan 2020 lalu, bandara baru itu tidak lagi melayani penerbangan komersial karena sepinya penumpang (Kompas, 13/12/2021). Diharapkan, bandara itu akan menggeliat lagi setelah Tol Cisumdawu beroperasi.
Dari BIJB Kertajati, karena hari sudah menjelang gelap, Kompas melanjutkan perjalanan langsung ke Semarang, Jawa Tengah. Di sepanjang perjalanan menuju Semarang ini, kami sekaligus mencermati perubahan pada sektor suspensi. Dalam siaran pers saat peluncurannya, pihak Mitsubishi mengklaim telah dilakukan penyetelan (tuning) suspensi untuk mengoptimalkan stabilitas berkendara.
/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2021%2F12%2F20211215ED20_1640149652.jpg)
Suspensi New Mitsubishi Xpander telah mendapat penyetelan (tuning) kembali untuk menambah stabilitas mobil.
Fitur dan transmisi
Saat dicoba di medan sesungguhnya, setelan baru pada suspensi ini membuat bantingan kaki-kaki pada New Xpander terasa sedikit lebih keras dari versi lama. Meski demikian, suspensi meredam dengan baik gerak mobil pada bagian jalan yang bergelombang sehingga mobil tidak terasa memantul-mantul. Gejala limbung alias body roll juga berkurang.
Memasuki kepadatan Kota Semarang, giliran fitur brake auto hold yang ada pada varian tertinggi Ultimate ini terasa sangat berguna, terutama saat mobil berhenti di lampu merah atau terjebak kemacetan. Dengan mengaktifkan fitur ini dengan tombol di samping tuas persneling, pengemudi cukup menekan rem dalam-dalam dan fitur itu akan otomatis menahan rem sehingga pengemudi bisa melepaskan injakan pada pedal rem untuk mengurangi kelelahan. Di New Xpander, fitur brake auto hold ini dipadukan dengan rem parkir yang sudah elektrik (electric parking brake/EPB).
Keesokan harinya, setelah melintasi obyek wisata Kota Lama Semarang yang semakin meriah, mobil langsung dipacu menuju Surabaya melalui ruas Tol Semarang-Solo dan Solo-Surabaya. Rute menuju Solo yang diwarnai tanjakan-tanjakan panjang dan medan berkelok ini menjadi batu ujian bagi transmisi baru New Xpander.
/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2021%2F12%2F20211215ED14_1640149490.jpg)
Tuas transmisi CVT New Mitsubishi Xpander dan tombol untuk mengoperasikan rem parkir elektrik (electric parking brake/EPB) dan brake auto hold (BAH).
Mobil berkapasitas tujuh tempat duduk ini memang mengalami pergantian transmisi, dari sebelumnya transmisi otomatis konvensional dengan empat tingkat percepatan menjadi transmisi CVT (continuously variable transmission) yang bisa menyimulasikan delapan tingkat percepatan. Kembali disayangkan, delapan tingkat percepatan ini tidak bisa dirasakan secara mendetail karena transmisi yang dipasang pada New Xpander ini tidak dilengkapi mode perpindahan manual. Hanya ada pilihan P, R, N, D, dan L (low) pada tuas transmisi.
Seperti lazimnya transmisi CVT, perpindahan ”gigi” terjadi dengan sangat halus, demikian juga penyaluran tenaganya. Tenaga mesin terasa agak tertahan di putaran rendah, sebelum kemudian mengalir lebih lancar pada putaran mesin tinggi. Beberapa kali perpindahan rasio ”gigi” ini terasa saat dilakukan kick-down, menekan dalam-dalam pedal gas secara mendadak, terutama saat melahap tanjakan-tanjakan panjang. Tanjakan pun dilalui dengan lancar meski dengan raungan mesin yang lebih keras.
/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2021%2F12%2F20211215ED6_1640149269.jpg)
Mesin New Mitsubishi Xpander masih sama dengan versi sebelumnya, yakni mesin berkode 4A91 MIVEC DOHC berkapasitas 1,5 liter yang menghasilkan tenaga maksimal 105 PS dan torsi puncak 141 Nm.
Sepanjang perjalanan menuju Surabaya, kami sempat mampir beristirahat di sejumlah tempat istirahat yang semakin lengkap dan bergaya. Tempat istirahat di Km 458 A dan B yang terhubung jembatan layang (skybridge) bahkan terlihat seperti mal, lengkap dengan gerai merek-merek ternama dan restoran waralaba terkenal.
Sejumlah tempat istirahat yang kami lalui sejak dari Cirebon hingga Surabaya juga sudah dilengkapi stasiun pengisian kendaraan listrik untuk umum (SPKLU). Dengan fasilitas pengecas cepat dan semicepat untuk mengisi baterai mobil listrik itu, secara teori perjalanan menggunakan mobil listrik kini dimungkinkan untuk jarak jauh di Tol Trans-Jawa ini.
/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2021%2F12%2F20211215ED11_1640149395.jpg)
Kluster panel instrumen New Mitsubishi Xpander yang masih mempertahankan model analog dengan layar MID (multi-information display) di tengah.
Kebebasan navigasi
Di Surabaya, kami sempat menengok dan melintasi Jembatan Suramadu, salah satu infastruktur utama lain yang menghubungkan Pulau Jawa dengan Pulau Madura. Selain itu, kami juga menyempatkan diri berwisata kuliner dengan mencicipi bebek goreng istimewa khas Surabaya.
Hari berikutnya, kami memulai perjalanan panjang pulang ke Jakarta dengan berhenti di Kota Madiun dan Kota Solo (Surakarta). Di Madiun, kami kembali berwisata kuliner mencicipi nasi pecel terkenal di kota itu, sebelum kemudian menuju The Heritage Palace, salah satu obyek wisata baru di Solo yang memanfaatkan bangunan bekas pabrik gula dengan arsitektur mengesankan.
/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2021%2F12%2F20211215ED24_1640149749.jpg)
Bagian buritan New Mitsubishi Xpander di lokasi Kampung Kopi Banaran, Bawen, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, Jumat (17/12/2021).
Perjalanan menuju obyek-obyek wisata itu tidak menemui kendala berarti karena head unit berteknologi layar sentuh ukuran 8 inci sudah dilengkapi konektivitas Apple CarPlay maupun Android Auto. Aplikasi navigasi di ponsel pintar, seperti Google Maps atau Waze, pun dengan mudah diproyeksikan ke layar utama mobil.
/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2021%2F12%2F20211215ED16_1640149538.jpg)
Ruang kemudi New Mitsubishi Xpander. Head unit layar sentuh ukuran 8 inci sudah bisa terkoneksi dengan ponsel pintar melalui Apple CarPlay dan Android Auto.
Dengan panduan aplikasi itu juga kami melaju dari Solo menuju obyek wisata Kampung Kopi Banaran yang terletak hanya 2 kilometer dari pintu keluar Bawen, Kabupaten Semarang. Obyek wisata ini tengah berbenah di bawah pengelolaan manajemen baru yang lebih profesional untuk menjadi salah satu destinasi wisata andalan di kawasan tepi Danau Rawa Pening tersebut.
Pada perjalanan pulang, kami juga menyambangi Kawasan Industri Kendal (KIK) yang sudah beroperasi dan hanya berjarak 6 km dari Pintu Tol Kaliwungu dan Kawasan Industri Terpadu Batang (KITB) yang terletak persis di samping Jalan Tol Trans-Jawa di Km 373. KITB bahkan memiliki jalur masuk-keluar khusus ke jalan tol yang saat ini tengah dirampungkan.
Sepanjang perjalanan dengan gaya mengemudi yang berganti-ganti dan medan yang bervariasi, layar MID (multi-information display) New Xpander menunjukkan konsumsi BBM berkisar 14,3-14,6 km per liter. Namun, perhitungan dengan metode penuh ke penuh mencatatkan konsumsi BBM rata-rata 13 km per liter. Selama perjalanan, mobil diisi dengan bensin beroktan 92.
/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2021%2F12%2F20211215ED23_1640149725.jpg)
Detail desain bumper belakang dan logo New Mitsubishi Xpander.