logo Kompas.id
TajaBisnis Sehat dan Sustain,...

Bisnis Sehat dan Sustain, Kunci Pertumbuhan Laba BSI Capai 21,60 Persen

Aset BSI per posisi September mencapai Rp 371 triliun tumbuh 15,91 persen (yoy) dengan return of equity (ROE) berada pada posisi 17,59 persen.

PT Bank Syariah Indonesia Tbk
Artikel ini merupakan kerja sama antara harian Kompas dan PT Bank Syariah Indonesia Tbk.
· 4 menit baca
https://assetd.kompas.id/en4yPeXcJ5WxBMG05LutAu1dW1s=/1024x576/https%3A%2F%2Ftaja.kompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2024%2F10%2F301024-TAJA-BSI.jpg
DOK BSI

Direktur Utama BSI Hery Gunardi (ketiga kiri) bersama jajaran Direksi BSI menyampaikan laporan kinerja triwulan III 2024 kepada awak media di Jakarta, Selasa (29/10/2024).

PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) terus membukukan kinerja yang solid dan sustain dengan pertumbuhan laba 21,6 persen (yoy) pada triwulan III 2024. Capaian ini menjadikan BSI masuk pada bank dengan pertumbuhan laba lebih tinggi dari rata-rata pertumbuhan industri perbankan nasional. Hampir semua indikator kinerja keuangan lainnya seperti aset, pembiayaan, dan dana pihak ketiga (DPK) tercatat tumbuh double digit.

Per posisi hingga triwulan III 2024, laba bersih BSI mencapai Rp 5,11 triliun, naik dibandingkan posisi periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 4,20 triliun. Pertumbuhan laba yang sustain antara lain hasil dari penerapan strategi bisnis yang tepat.

BSI tetap fokus pada pembiayaan yang sehat dan sustain, yakni di segmen konsumer dan ritel  dengan kom­posisi 72,17 persen dari total pembiayaan serta funding fokus pada pertumbuhan dana murah (CASA) dengan komposisi 61,69 persen dari total DPK. Selain itu, BSI mengoptimalkan customer base yang saat ini mencapai 21 juta nasabah.

Direktur Utama BSI Hery Gunardi bersyukur sampai saat triwulan III 2024, kinerja BSI terus tumbuh solid, sehat, dan sustain. “Kami tetap tumbuh double digit sampai triwulan III di tengah makro ekonomi yang cukup menantang dengan tingginya reference rate. Namun, BI mulai menurunkan suku bunga acuannya,” katanya.

Di tengah ketatnya kompetisi likuiditas bank, lanjut Hery, BSI menumbuhkan DPK sebesar 14,92 persen menjadi Rp 301,22 triliun per posisi triwulan III 2024 dengan komposisi DPK didominasi produk tabungan yang tumbuh 13,40 persen (yoy) menjadi Rp 130,18 triliun. Adapun rasio CASA berada pada posisi 61,69 persen.

Kenaikan tabungan sejalan dengan peningkatan customer base yang sejak merger rata-rata bertambah 2,5 juta nasabah per tahun. Untuk meningkatkan layanan, BSI terus memperbaiki layanan termasuk mem­persiapkan superapps yang segera diluncurkan, selain menambah jumlah ATM, EDC, layanan QRIS, serta akses BSI Agen.

Di sisi lain, DPK dari Tabungan Bisnis BSI per September 2024 tumbuh sebesar 34,83 persen (yoy). Tabungan Bisnis BSI merupakan produk perbankan yang dirancang khusus untuk mendukung kebutuhan finansial bisnis, baik usaha mikro, kecil, maupun menengah.

https://assetd.kompas.id/ImoXvaPUh05UwEFQH4Ea222iY3k=/1024x1469/https%3A%2F%2Ftaja.kompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2024%2F10%2FTaja-BSI.jpeg
DOK BSI

Infografik kinerja BSI pada triwulan III 2024.

Untuk Tabungan Wadiah juga meningkat 19,04 persen. BSI juga menawarkan produk syariah, seperti Tabungan Haji BSI. Pada tri­wulan III 2024, Tabungan Haji BSI melonjak hingga 16,47 persen dengan penetrasi sebanyak 5,39 juta rekening. Jumlah ini terus meningkat seiring dengan posisi BSI sebagai market leader tabungan haji di Indonesia.

Dengan struktur pendanaan yang baik, BSI dapat menawarkan pembiayaan kepada nasabah dengan kualitas terjaga. Tercatat pada triwulan III 2024, total pembiayaan BSI mencapai Rp 267,06 triliun tumbuh 15,28 persen, tumbuh diatas rata-rata industri yakni 11,30 persen per Agustus 2024.

Semua segmen tumbuh positif double digit dengan segmen wholesale naik 12,17 persen, ritel 17,30 persen, dan consumer 16,27 persen. Pertumbuhan pembiayaan yang positif diiringi dengan kualitas yang sehat dengan NPF gross sebesar 1,97 persen.

Dari beberapa produk pembiayaan BSI, terdapat produk Cicil Emas BSI yang pertumbuhannya meningkat 143,41 persen dan memiliki NPF 0,00 persen. Ini menjadi unique product BSI yang berpotensi tumbuh lebih besar lagi seiring dengan meningkatnya tren investasi emas. Pembiayaan Cicil Emas BSI naik 5-6 kali lipat sejak merger yang dipicu peningkatan harga emas secara signifikan.

Hery menambahkan, aset BSI per posisi September mencapai Rp 371 triliun tumbuh 15,91 persen (yoy) dengan return of equity (ROE) berada pada posisi 17,59 persen.

Di sisi digitalisasi, peralihan transaksi nasabah BSI ke layanan e-channel terus meningkat tiap tahunnya. BSI mencatat transaksi melalui e-channel mencapai 97,94 persen dari total transaksi, sisanya masih menggunakan layanan transaksi teller di Cabang. Adapun jumlah transaksi melalui e-channel mencapai 607 juta transaksi dengan volume sebesar Rp 709 triliun.

Pengguna BSI Mobile mencapai 7,5 juta nasabah, dengan volume transaksi men­capai Rp 465 triliun dari 388 juta transaksi. Dengan tren digital ini, BSI mem­proyeksikan bahwa layanan digital akan semakin mendominasi dan menjadi andalan utama dalam melayani nasabah.

BSI juga menunjukkan komitmen pada aktivitas bisnis ramah lingkungan dan sosial. Bank ini aktif menyalurkan pembiayaan berkelanjutan yang mencapai Rp 62,5 triliun. Didominasi sektor SME (Rp 34,1 triliun), mikro (Rp 15,1 triliun), dan SDA yang berkelanjutan (Rp 6,7 triliun). [*]

Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699