27 Bandara Baru Dibangun untuk Perkuat Konektivitas Daerah 3TP

Pemerintah Indonesia terus menggenjot pembangunan infrastruktur transportasi udara guna meningkatkan konektivitas antarwilayah, terutama di daerah terluar, terpencil, tertinggal, dan perbatasan (3TP).

Dalam periode kepemimpinan Presiden Joko Widodo sejak 2014 hingga 2024, sebanyak 27 bandara baru berhasil dibangun, memperluas akses bagi masyarakat di wilayah yang sebelumnya sulit dijangkau. Pembangunan bandara ini menjadi langkah penting dalam memperbaiki aksesibilitas dan mobilitas, serta mendorong pertumbuhan ekonomi di daerah-daerah yang membutuhkan fasilitas transportasi udara.

Adapun 27 bandara baru tersebut, yakni Bandara Letung Anambas, Kepulauan Riau; Bandara Tambelan, Kepulauan Riau; Bandara Haji Muhammad Sidik Muara Teweh, Kalimantan Tengah; Bandara Maratua, Kalimantan Timur; Bandara Morowali, Sulawesi Tengah; Bandara Siau, Sulawesi Utara; Bandara Miangas, Sulawesi Utara; dan Bandara Koroway Batu, Papua.

Kemudian Bandara Kertajati, Jawa Barat; Bandara Tebelian, Kalimantan Barat; Bandara Aji Pangeran Tumenggung Pranoto, Kalimantan Timur; Bandara Buntu Kunik, Sulawesi Selatan; Bandara Kabir, NTT; Bandara Namniwel, Maluku; Bandara Werur, Papua; Bandara Rokot Sipora, Sumatera Barat; Bandara Ngloram, Jawa Tengah; Bandara Siboru, Papua Barat; dan Bandara Nabire Baru, Papua Tengah.

Selanjutnya Bandara Kediri, Jawa Timur; Bandara Singkawang, Kalimantan Barat; Bandara Banggai Laut, Sulawesi Tengah; Bandara Bolaang Mongondow, Sulawesi Utara; Bandara Mandailing Natal, Sumatera Utara; Bandara Pohuwato, Gorontalo; Bandara Kulon Progo, Yogyakarta; dan Bandara Sobaham, Yahukimo.

Bandara Sobaham di Yahukimo saat ini sedang dalam proses penyelesaian dan diharapkan rampung pada akhir 2024. Langkah ini tidak hanya memperluas jaringan bandara di Indonesia, tetapi juga menghadirkan fasilitas baru seperti landas pacu yang diperpanjang dan terminal yang diperbesar untuk mendukung standar layanan dan keamanan penerbangan. Pemerintah juga telah melakukan rehabilitasi dan pengembangan di 64 bandara, meningkatkan kenyamanan serta keselamatan penerbangan.

Pembangunan bandara di wilayah 3TP tak hanya membuka akses, tetapi juga menciptakan peluang ekonomi baru yang diharapkan mampu menggerakkan sektor pariwisata dan memperluas pasar bagi produk-produk lokal di daerah terpencil. Dampaknya tak hanya secara ekonomi, tapi juga sosial, seperti memfasilitasi akses masyarakat terhadap layanan kesehatan, pendidikan, dan kebutuhan sosial lainnya.

Di sisi lain, infrastruktur transportasi udara yang kini semakin merata di seluruh pelosok negeri juga berkontribusi dalam menjaga keamanan nasional dengan memperkuat sarana transportasi untuk pengiriman barang dan mobilitas manusia. Ini sejalan dengan upaya pemerintah untuk memperkokoh kedaulatan negara melalui penyediaan akses transportasi yang aman dan efisien.

Dengan tercapainya berbagai manfaat tersebut, pembangunan bandara baru ini diharapkan dapat berlanjut di masa mendatang, menjadikan konektivitas dan kesejahteraan masyarakat sebagai prioritas utama dalam pembangunan berkelanjutan di Indonesia.