Doa ibu kerap dipercaya mempermudah jalan seorang anak menggapai impiannya. Ini kemudian menginspirasi kelompok musik Perunggu.
Meski telah rilis sejak akhir November lalu, lagu baru band Perunggu yang bertajuk ”Tapi” ini makin ramai pada Hari Ibu yang jatuh 22 Desember 2024. Lagu ini bercerita tentang bagaimana doa seorang ibu dinilai memiliki energi magis yang hebat dalam menemani sang anak mengarungi kehidupan, bahkan ketika tengah merantau.
Sebenarnya, Hari Ibu di Indonesia mengacu pada gerakan perempuan memperoleh kesetaraan. Namun kerap kali disangka hanya perayaan untuk ibu semata.
Setelah dua tahun lalu mengeluarkan album perdana, Memorandum, baru kali ini trio pop rock asal Jakarta, yang beranggotakan Maul Ibrahim (gitar, vokal), Adam Adenan (bass, vokal), dan Ildo Hasman (drum, vokal) mencipta karya lagi. Kali ini, pengerjaan lirik ditulis oleh Maul.
“Liriknya ditulis persis habis ngobrol sesi bersyukur dan curhat-curhatan sama istri saya, teringat saja segala fase penting pengambilan keputusan yang krusial dalam hidup,” ungkap Maul.
Lirik dalam singel ini mencatat berbagai proses dan fase kehidupan berkaitan dengan segala keputusannya yang diambil dan selalu menjadi teka-teki sepaket dengan kekhawatiran dalam perjalanannya. Namun, segala bentuk kekhawatiran itu justru berubah keyakinan yang kuat jika diiringi doa dari seorang ibu.
“Apalagi saat itu, teringat keputusan urusan pindah cari kerja dan hidup di Jakarta, tegang tapi langsung percaya diri berkat modal doa ibu,” ujar Maul yang selama hidup di Bandung tapi kemudian pindah ke Jakarta untuk bekerja.
Ia menambahkan, pindah ke kota lain untuk melanjutkan kehidupan dan mencari nafkah menjadi sebuah etape yang menantang. Berhubung paparan kisah dalam lagunya merupakan pengalaman pribadi, maka Bandung dan Jakarta kembali jadi kota yang melatarbelakangi juga.
Lagu yang diatur menjadi jembatan dari album kedua Perunggu itu dikerjakan bersama Enrico Octaviano dan Petra Sihombing sebagai produser. Kerjasama ini dilakukan berdasarkan hubungan pertemanan dan sepak terjang kedua produser yang telah berpengalaman melahirkan hits bersama musisi-musisi lokal.
Secara musikal, “Tapi” hadir dengan gaya komposisi musik baru dibandingkan nomor-nomor di Memorandum. ”Manusia itu bawaannya pengen ngulik terus. Ditambah lagi, kami bertiga juga memang mendengarkan aneka ragam genre musik. ” tutur Maul.
Untuk itu, perbedaan gaya ini menjadi sesuatu yang menyenangkan dalam proses pengerjaannya. Hal ini diterapkan juga pada calon lagu lain yang akan mengisi album baru pada 2025 nanti. “Jadi, saat mulai bikin demo-demo buat album kedua, otomatis mencari hal yang berbeda tuh jadi fondasi utamanya. Biar seru dan dinamis,” pungkasnya.