Planetarium dan Observatorium Jakarta (POJ) yang digagas Presiden Soekarno merupakan hadiah bagi warga untuk meningkatkan pengetahuan tentang antariksa.
Kedua wahana Pendidikan antariksa ini lokasinya berdampingan di dalam kompleks Taman Ismail Marzuki (TIM), tetapi memiliki fungsi yang berbeda. Planetarium merupakan ruang pertunjukan simulasi posisi dan Gerakan benda langit, sedangkan observatorium merupakan sarana yang dilengkapi teleskop untuk mengamati benda langit dan peristiwa yang terkait dengan astronomi.
Program pengenalan astronomi melalui kunjungan para pelajar serta kegiatan peneropongan 30 kali dalam satu tahun yang terbuka untuk umum. Saat ini, lokasi Observatorium Jakarta tidak ideal untuk pengamatan langit karena terpapar polusi Cahaya dan terhalang bangunan tinggi.
KOMPAS/ ThaskiaDenah Lokasi Observatorium Jakarta
Kompas/ ThaskiaKondisi langit sekitar Observatorium Jakarta yang ideal
Kondisi langit sekitar Observatorium Jakarta yang tidak ideal dimanfaatkan untuk riset mengenai dampak polusi Cahaya dan polutan udara terhadap pengamatan astronomi.
KOMPAS/THASKIARevitalisasi Taman Ismail Marzuki
POJ masih dianggap penting tetapi tidak ada peraturan yang membatasi pembangunan di sekitarnya.
Pada 15 Agustus 2022 sore, kegiatan pengamatan Saturnus dilakukan di pantai utara Jakarta menggunakan enam teleskop portabel dari 15 teleskop yang dimiliki POJ. Pengamatan dilakukan di kawasan pesisir karena tidak ada bangunan penghalang. Saat pengamatan, Saturnus berada berseberangan dengan Matahari atau berada di langit timur sehingga tidak memungkinkan dilihat dari TIM.
Teropong di Observatorium Jakarta
Terdapat empat bangunan observatorium yang memiliki teleskop dengan jenis dan diameter yang berbeda. Keempat teleskop tersebut yaitu Coude, Asko, Takahashi, dan Heliostat (teleskop surya). Teleskop Coude dan Asko digunakan untuk dokumentasi benda langit tidak untuk umum. Teleskop Takahashi digunakan untuk publik terbatas (pelajar SMA atau mahasiswa). Adapun, Heliostat untuk pendidikan dan riset Matahari. Sayangnya, setelah revitalisasi TIM, observatorium yang beroperasi tinggal dua, yaitu Teleskop Coude dan Asko.
KOMPAS/THASKIATeleskop Observatorium Jakarta
Perawatan teleskop dan cara penyimpanan
Perawatan teleskop dengan cara menjaga suhu dan kelembaban ruang observatorium. Sirkulasi udara juga perlu diperhatikan dengan baik. Untuk optik, dilakukan pembersihan dengan metode dan bahan cairan khusus.
Peremajaan teleskop
Peremajaan fisik teleskop dan bangunan observatorium belum pernah dilakukan secara besar-besaran dan hanya dilakukan perbaikan minor. Perbaikan sistem dan kelengkapan teleskop serta renovasi konstruksi bangunan observatorium diperlukan agar dapat difungsikan sebagai observatorium publik.
Sejarah Observatorium Jakarta
Kompas/Thaskia
Observatorium Jakarta Tour
Kedua wahana Pendidikan antariksa ini lokasinya berdampingan di dalam kompleks Taman Ismail Marzuki (TIM), tetapi memiliki fungsi yang berbeda. Planetarium merupakan ruang pertunjukan simulasi posisi dan Gerakan benda langit, sedangkan observatorium merupakan sarana yang dilengkapi teleskop untuk mengamati benda langit dan peristiwa yang terkait dengan astronomi.
Program pengenalan astronomi melalui kunjungan para pelajar serta kegiatan peneropongan 30 kali dalam satu tahun yang terbuka untuk umum. Saat ini, lokasi Observatorium Jakarta tidak ideal untuk pengamatan langit karena terpapar polusi Cahaya dan terhalang bangunan tinggi.
KOMPAS/ ThaskiaDenah Lokasi Observatorium Jakarta
Kompas/ ThaskiaKondisi langit sekitar Observatorium Jakarta yang ideal
Kondisi langit sekitar Observatorium Jakarta yang tidak ideal dimanfaatkan untuk riset mengenai dampak polusi Cahaya dan polutan udara terhadap pengamatan astronomi.
KOMPAS/THASKIARevitalisasi Taman Ismail Marzuki
POJ masih dianggap penting tetapi tidak ada peraturan yang membatasi pembangunan di sekitarnya.
Pada 15 Agustus 2022 sore, kegiatan pengamatan Saturnus dilakukan di pantai utara Jakarta menggunakan enam teleskop portabel dari 15 teleskop yang dimiliki POJ. Pengamatan dilakukan di kawasan pesisir karena tidak ada bangunan penghalang. Saat pengamatan, Saturnus berada berseberangan dengan Matahari atau berada di langit timur sehingga tidak memungkinkan dilihat dari TIM.
Teropong di Observatorium Jakarta
Terdapat empat bangunan observatorium yang memiliki teleskop dengan jenis dan diameter yang berbeda. Keempat teleskop tersebut yaitu Coude, Asko, Takahashi, dan Heliostat (teleskop surya). Teleskop Coude dan Asko digunakan untuk dokumentasi benda langit tidak untuk umum. Teleskop Takahashi digunakan untuk publik terbatas (pelajar SMA atau mahasiswa). Adapun, Heliostat untuk pendidikan dan riset Matahari. Sayangnya, setelah revitalisasi TIM, observatorium yang beroperasi tinggal dua, yaitu Teleskop Coude dan Asko.
KOMPAS/THASKIATeleskop Observatorium Jakarta
Perawatan teleskop dan cara penyimpanan
Perawatan teleskop dengan cara menjaga suhu dan kelembaban ruang observatorium. Sirkulasi udara juga perlu diperhatikan dengan baik. Untuk optik, dilakukan pembersihan dengan metode dan bahan cairan khusus.
Peremajaan teleskop
Peremajaan fisik teleskop dan bangunan observatorium belum pernah dilakukan secara besar-besaran dan hanya dilakukan perbaikan minor. Perbaikan sistem dan kelengkapan teleskop serta renovasi konstruksi bangunan observatorium diperlukan agar dapat difungsikan sebagai observatorium publik.