Bagaimana Perkembangan Proyek Kereta Cepat Jakarta-Surabaya?
Sejumlah negara maju telah mengoperasikan kereta cepat sebagai moda transportasi pilihan selain pesawat terbang. Seperti apa pengembangannya di Indonesia?
Bagaimana Perkembangan Proyek Kereta Cepat Jakarta-Surabaya?
(1) Mengapa Indonesia perlu ada proyek kereta cepat?
(2) Bagaimana kinerja kereta cepat Jakarta-Bandung selama ini?
(3) Akan lewat jalur mana proyek kereta cepat Jakarta-Surabaya?
(4) Dari mana sumber pembiayaan proyek kereta cepat Jakarta-Surabaya?
Kereta cepat menjadi moda transportasi pilihan selain pesawat terbang untuk bepergian jarak jauh. Selain kecepatan, kenyamanan dan faktor ketepatan waktu menjadi alasan sebagian masyarakat untuk memilih naik kereta cepat. Tak hanya itu, pemilihan kereta cepat juga disebut-sebut lebih ramah lingkungan ketimbang pesawat terbang ataupun mobil yang menghasilkan gas buang.
Beberapa negara maju, termasuk di Asia, telah lama mengoperasikan kereta cepat sebagai moda transportasi penting di negara mereka. Jepang, misalnya, yang dikenal memiliki Shinkansen atau kereta peluru, sudah mengoperasikannya sejak 1964. Kereta ini memiliki kecepatan hingga 320 kilometer per jam.
Selain Jepang, ada pula China yang memiliki jaringan kereta cepat terpanjang di dunia. Bahkan, kereta cepat China melaju hingga kecepatan 350 kilometer per jam. Di beberapa lintasan disebutkan kecepatan maksimumnya mencapai 400 kilometer per jam.
Korea Selatan dan Taiwan adalah negara Asia lainnya yang sudah mengembangkan kereta cepat. Indonesia lantas menyusul lewat pengoperasian Woosh yang menghubungkan Jakarta dengan Bandung sejak Oktober 2023. Woosh memiliki jalur sepanjang 142,3 kilometer yang melayani empat stasiun. Adapun kecepatan maksimal kereta ini adalah 350 kilometer per jam.
Presiden Joko Widodo beserta rombongan melakukan peninjauan progres pembangunan proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) pada kunjungan kerjanya ke Provinsi Jawa Barat, Kamis, 13 Oktober 2022.
Mengapa Indonesia perlu ada proyek kereta cepat?
Setelah menunggu 15 tahun sejak digagas pertama kali pada 2008, Indonesia akhirnya merasakan kehadiran layanan kereta cepat pada Oktober 2023. Kedatangan layanan transportasi berteknologi tinggi ini disambut antusias oleh sebagian besar kalangan masyarakat. Meski demikian, tak sedikit pula yang masih meragukan efektivitas dan kesiapan operasional moda transportasi canggih tersebut.
Selain menjadi pertama dan satu-satunya di kawasan sekitar, kehadiran kereta cepat juga menjadikan Indonesia sebagai bagian dari segelintir negara di dunia yang memiliki layanan transportasi canggih itu. Melansir data dari International Union of Railways (UIC), hingga 2022 hanya terdapat 20 negara yang memiliki layanan kereta cepat. Jumlah tersebut hanya mencakup 10,3 persen dari total 195 negara dunia yang diakui oleh PBB.
Mengutip informasi dari laman PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) selaku pengelola Woosh, kehadiran kereta cepat di suatu negara dapat meningkatkan industri pariwisata dan perekonomian, terutama di wilayah-wilayah yang dilalui. Hal ini pun terjadi di China karena peningkatan wisatawan semakin terasa sejak dioperasikannya kereta cepat di wilayah tersebut.
Waktu tempuh juga menjadi pertimbangan masyarakat untuk menggunakan kereta cepat. Tentu saja masih ada pertimbangan lain, seperti harga tiket, ketepatan waktu, serta ketersediaan moda transportasi penghubung di stasiun yang menjadi pemberhentian kereta cepat.
Bagaimana kinerja kereta cepat Jakarta-Bandung selama ini?
Kereta Whoosh dilaporkan masih belum bisa mencapai target 29.000 penumpang per hari. Selama setahun beroperasi, kereta ini berhasil mengangkut penumpang sebanyak 5,8 juta orang. Angka ini dinilai belum ideal karena belum mampu menarik pekerja komuter.
Pada 2023, Whoosh mengangkut 1,1 juta penumpang, kemudian sejak awal tahun ini hingga Oktober 2024, tercatat 4,65 juta penumpang. Jumlah penumpang harian terus meningkat dari sekitar 9.000 penumpang pada Oktober 2023 kini tembus menjadi 18.000-22.000 penumpang pada Oktober 2024.
Puncak pergerakan penumpang terjadi pada 5 Juli 2024 dengan mengangkut 24.132 penumpang per hari, naik 12 persen dibandingkan dengan puncak pengangkutan tahun 2023 yang terjadi pada 19 November 2023 yang tercatat mengangkut 21.537 penumpang.
General Manager Corporate Secretary PT KCIC Eva Chairunisa secara tertulis melalui siaran pers yang diterima di Jakarta, Jumat (18/10/2024), menyampaikan, okupansi Woosh terjaga dengan baik. Tingkat keterisian berkisar 70-80 persen pada musim normal (low season) dan 80-100 persen pada musim puncak libur (peak season).
KOMPAS/FAKHRI FADLURROHMANPenumpang berjalan memasuki kereta di Stasiun Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) Halim, Jakarta, Kamis (10/10/2024). Pengguna KCIC menembus lebih dari 5 juta pengguna sejak dioperasikan pada Oktober 2023. Setiap harinya KCIC melayani 48 perjalanan. Pada hari biasa, KCIC melayani 16.000 sampai 18.000 pengguna per hari, sedangkan pada akhir pekan terdapat 18.000 sampai 22.000 pengguna per harinya.
Akan lewat jalur mana proyek kereta cepat Jakarta-Surabaya?
Tak hanya jalur Jakarta-Bandung, pemerintah kini tengah mengkaji perluasan jalur kereta cepat di Jawa, khususnya yang menghubungkan Jakarta dengan Surabaya. Harapannya, proyek ini bisa mengurangi beban transportasi jalan, begitu pula dengan emisi penerbangan.
Perpanjangan kereta cepat Jakarta-Surabaya telah tertulis dalam program pengembangan jaringan dalam Keputusan Menteri (KM) Perhubungan Nomor KM 296 Tahun 2020 tentang Rencana Induk Perkeretaapian Nasional. Pada saat bersamaan, PT KCIC sedang menyusun prastudi kelayakan potensi perpanjangan kereta cepat ke Surabaya.
Berdasar hasil kajian PT KCIC, beberapa rencana alternatif jalur perpanjangan telah disiapkan dengan rute lanjutan dari Tegalluar, Bandung, hingga Surabaya. Setidaknya ada tiga jalur yang telah dipertimbangkan, yakni lintas selatan, lintas tengah, dan lintas utara.
Pertama, lintas selatan rute Bandung-Surabaya melalui Kroya dan Yogyakarta. Jaraknya 629,5 km dengan 13 stasiun yang dapat ditempuh 180 menit. Kedua, lintas tengah rute Bandung-Surabaya melalui Cirebon dan Purwokerto. Jaraknya 679,2 km melalui 15 stasiun dengan waktu tempuh 193 menit. Ketiga, lintas utara dari Bandung ke Surabaya melalui Cirebon dan Semarang dengan panjang 642 km melewati 14 stasiun. Waktu tempuhnya 184 menit.
Rekomendasi terkini dari konsultan PT KCIC, lintas selatan yang akan dipertimbangkan jadi opsi utama. Pertimbangannya, waktu tempuh layanan kereta api Jakarta-Surabaya dapat dipangkas dari 10,46 jam menjadi 3 jam.
Infografik Peta Jalur Kereta Cepat Jakarta-Bandung
Dari mana sumber pembiayaan proyek kereta cepat Jakarta-Surabaya?
Dari sisi permodalan, skema business to business (B2B) pada pembangunan kereta cepat dari Jakarta hingga Surabaya berisiko sangat tinggi bagi investor. Alhasil, KCIC tengah mempelajari skema kerja sama pemerintah dan badan usaha (PPP) atau KPBU sehingga ada pembagian risiko antara investor dan pemerintah.
Ingat, berkaca pada proyek kereta cepat Jakarta-Bandung, biaya proyek tersebut membengkak sekitar 1,7 miliar dolar AS atau Rp 27,7 triliun dengan kurs Rp 16.277 per dolar AS. Hal itu tidak terlepas dari sejumlah isu, antara lain penurunan proyeksi jumlah penumpang, pengadaan lahan, dan peningkatan biaya pemenuhan suplai daya.
Proyek kereta cepat Jakarta-Bandung juga berdampak pada kinerja keuangan PT Wijaya Karya (Persero) Tbk, perusahaan BUMN bidang konstruksi yang terimbas proyek tersebut. Selama tidak menguntungkan, proyek ini akan terus membebani keuangan perusahaan yang terlibat. Merujuk pada laporan keuangan Wijaya hingga akhir triwulan III-2024, total utang perusahaan secara konsolidasi tercatat Rp 55,7 triliun. Nilai ini mencakup 83,5 persen dari total aset perusahaan yang mencapai Rp 66,6 triliun.
Berdasarkan kalkulasi uji kelayakan yang dipaparkan PT Kereta Api Indonesia (Persero) dalam sebuah rapat dengar pendapat dengan Komisi VI DPR akhir 2023, proyek kereta api cepat baru akan balik modal dalam 38 tahun. Itu pun dengan asumsi jumlah penumpang konsisten di angka 30.000 penumpang per hari.
(1) Mengapa Indonesia perlu ada proyek kereta cepat?
(2) Bagaimana kinerja kereta cepat Jakarta-Bandung selama ini?
(3) Akan lewat jalur mana proyek kereta cepat Jakarta-Surabaya?
(4) Dari mana sumber pembiayaan proyek kereta cepat Jakarta-Surabaya?
Kereta cepat menjadi moda transportasi pilihan selain pesawat terbang untuk bepergian jarak jauh. Selain kecepatan, kenyamanan dan faktor ketepatan waktu menjadi alasan sebagian masyarakat untuk memilih naik kereta cepat. Tak hanya itu, pemilihan kereta cepat juga disebut-sebut lebih ramah lingkungan ketimbang pesawat terbang ataupun mobil yang menghasilkan gas buang.
Beberapa negara maju, termasuk di Asia, telah lama mengoperasikan kereta cepat sebagai moda transportasi penting di negara mereka. Jepang, misalnya, yang dikenal memiliki Shinkansen atau kereta peluru, sudah mengoperasikannya sejak 1964. Kereta ini memiliki kecepatan hingga 320 kilometer per jam.
Selain Jepang, ada pula China yang memiliki jaringan kereta cepat terpanjang di dunia. Bahkan, kereta cepat China melaju hingga kecepatan 350 kilometer per jam. Di beberapa lintasan disebutkan kecepatan maksimumnya mencapai 400 kilometer per jam.
Korea Selatan dan Taiwan adalah negara Asia lainnya yang sudah mengembangkan kereta cepat. Indonesia lantas menyusul lewat pengoperasian Woosh yang menghubungkan Jakarta dengan Bandung sejak Oktober 2023. Woosh memiliki jalur sepanjang 142,3 kilometer yang melayani empat stasiun. Adapun kecepatan maksimal kereta ini adalah 350 kilometer per jam.
Presiden Joko Widodo beserta rombongan melakukan peninjauan progres pembangunan proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) pada kunjungan kerjanya ke Provinsi Jawa Barat, Kamis, 13 Oktober 2022.
Mengapa Indonesia perlu ada proyek kereta cepat?
Setelah menunggu 15 tahun sejak digagas pertama kali pada 2008, Indonesia akhirnya merasakan kehadiran layanan kereta cepat pada Oktober 2023. Kedatangan layanan transportasi berteknologi tinggi ini disambut antusias oleh sebagian besar kalangan masyarakat. Meski demikian, tak sedikit pula yang masih meragukan efektivitas dan kesiapan operasional moda transportasi canggih tersebut.
Selain menjadi pertama dan satu-satunya di kawasan sekitar, kehadiran kereta cepat juga menjadikan Indonesia sebagai bagian dari segelintir negara di dunia yang memiliki layanan transportasi canggih itu. Melansir data dari International Union of Railways (UIC), hingga 2022 hanya terdapat 20 negara yang memiliki layanan kereta cepat. Jumlah tersebut hanya mencakup 10,3 persen dari total 195 negara dunia yang diakui oleh PBB.
Mengutip informasi dari laman PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) selaku pengelola Woosh, kehadiran kereta cepat di suatu negara dapat meningkatkan industri pariwisata dan perekonomian, terutama di wilayah-wilayah yang dilalui. Hal ini pun terjadi di China karena peningkatan wisatawan semakin terasa sejak dioperasikannya kereta cepat di wilayah tersebut.
Waktu tempuh juga menjadi pertimbangan masyarakat untuk menggunakan kereta cepat. Tentu saja masih ada pertimbangan lain, seperti harga tiket, ketepatan waktu, serta ketersediaan moda transportasi penghubung di stasiun yang menjadi pemberhentian kereta cepat.
Bagaimana kinerja kereta cepat Jakarta-Bandung selama ini?
Kereta Whoosh dilaporkan masih belum bisa mencapai target 29.000 penumpang per hari. Selama setahun beroperasi, kereta ini berhasil mengangkut penumpang sebanyak 5,8 juta orang. Angka ini dinilai belum ideal karena belum mampu menarik pekerja komuter.
Pada 2023, Whoosh mengangkut 1,1 juta penumpang, kemudian sejak awal tahun ini hingga Oktober 2024, tercatat 4,65 juta penumpang. Jumlah penumpang harian terus meningkat dari sekitar 9.000 penumpang pada Oktober 2023 kini tembus menjadi 18.000-22.000 penumpang pada Oktober 2024.
Puncak pergerakan penumpang terjadi pada 5 Juli 2024 dengan mengangkut 24.132 penumpang per hari, naik 12 persen dibandingkan dengan puncak pengangkutan tahun 2023 yang terjadi pada 19 November 2023 yang tercatat mengangkut 21.537 penumpang.
General Manager Corporate Secretary PT KCIC Eva Chairunisa secara tertulis melalui siaran pers yang diterima di Jakarta, Jumat (18/10/2024), menyampaikan, okupansi Woosh terjaga dengan baik. Tingkat keterisian berkisar 70-80 persen pada musim normal (low season) dan 80-100 persen pada musim puncak libur (peak season).
KOMPAS/FAKHRI FADLURROHMANPenumpang berjalan memasuki kereta di Stasiun Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) Halim, Jakarta, Kamis (10/10/2024). Pengguna KCIC menembus lebih dari 5 juta pengguna sejak dioperasikan pada Oktober 2023. Setiap harinya KCIC melayani 48 perjalanan. Pada hari biasa, KCIC melayani 16.000 sampai 18.000 pengguna per hari, sedangkan pada akhir pekan terdapat 18.000 sampai 22.000 pengguna per harinya.
Akan lewat jalur mana proyek kereta cepat Jakarta-Surabaya?
Tak hanya jalur Jakarta-Bandung, pemerintah kini tengah mengkaji perluasan jalur kereta cepat di Jawa, khususnya yang menghubungkan Jakarta dengan Surabaya. Harapannya, proyek ini bisa mengurangi beban transportasi jalan, begitu pula dengan emisi penerbangan.
Perpanjangan kereta cepat Jakarta-Surabaya telah tertulis dalam program pengembangan jaringan dalam Keputusan Menteri (KM) Perhubungan Nomor KM 296 Tahun 2020 tentang Rencana Induk Perkeretaapian Nasional. Pada saat bersamaan, PT KCIC sedang menyusun prastudi kelayakan potensi perpanjangan kereta cepat ke Surabaya.
Berdasar hasil kajian PT KCIC, beberapa rencana alternatif jalur perpanjangan telah disiapkan dengan rute lanjutan dari Tegalluar, Bandung, hingga Surabaya. Setidaknya ada tiga jalur yang telah dipertimbangkan, yakni lintas selatan, lintas tengah, dan lintas utara.
Pertama, lintas selatan rute Bandung-Surabaya melalui Kroya dan Yogyakarta. Jaraknya 629,5 km dengan 13 stasiun yang dapat ditempuh 180 menit. Kedua, lintas tengah rute Bandung-Surabaya melalui Cirebon dan Purwokerto. Jaraknya 679,2 km melalui 15 stasiun dengan waktu tempuh 193 menit. Ketiga, lintas utara dari Bandung ke Surabaya melalui Cirebon dan Semarang dengan panjang 642 km melewati 14 stasiun. Waktu tempuhnya 184 menit.
Rekomendasi terkini dari konsultan PT KCIC, lintas selatan yang akan dipertimbangkan jadi opsi utama. Pertimbangannya, waktu tempuh layanan kereta api Jakarta-Surabaya dapat dipangkas dari 10,46 jam menjadi 3 jam.
Infografik Peta Jalur Kereta Cepat Jakarta-Bandung
Dari mana sumber pembiayaan proyek kereta cepat Jakarta-Surabaya?
Dari sisi permodalan, skema business to business (B2B) pada pembangunan kereta cepat dari Jakarta hingga Surabaya berisiko sangat tinggi bagi investor. Alhasil, KCIC tengah mempelajari skema kerja sama pemerintah dan badan usaha (PPP) atau KPBU sehingga ada pembagian risiko antara investor dan pemerintah.
Ingat, berkaca pada proyek kereta cepat Jakarta-Bandung, biaya proyek tersebut membengkak sekitar 1,7 miliar dolar AS atau Rp 27,7 triliun dengan kurs Rp 16.277 per dolar AS. Hal itu tidak terlepas dari sejumlah isu, antara lain penurunan proyeksi jumlah penumpang, pengadaan lahan, dan peningkatan biaya pemenuhan suplai daya.
Proyek kereta cepat Jakarta-Bandung juga berdampak pada kinerja keuangan PT Wijaya Karya (Persero) Tbk, perusahaan BUMN bidang konstruksi yang terimbas proyek tersebut. Selama tidak menguntungkan, proyek ini akan terus membebani keuangan perusahaan yang terlibat. Merujuk pada laporan keuangan Wijaya hingga akhir triwulan III-2024, total utang perusahaan secara konsolidasi tercatat Rp 55,7 triliun. Nilai ini mencakup 83,5 persen dari total aset perusahaan yang mencapai Rp 66,6 triliun.
Berdasarkan kalkulasi uji kelayakan yang dipaparkan PT Kereta Api Indonesia (Persero) dalam sebuah rapat dengar pendapat dengan Komisi VI DPR akhir 2023, proyek kereta api cepat baru akan balik modal dalam 38 tahun. Itu pun dengan asumsi jumlah penumpang konsisten di angka 30.000 penumpang per hari.