ICM luar biasa asik. Akan tetapi, sistem pengelolaan konten ini terus-menerus harus disempurnakan. Berikut adalah beberapa hal yang mungkin dapat membantu.
Masukan dari Tim Selaras...
Ekonomi
00:00
00:00
10
10
1.00x
Oleh Teguh Candra, Didik Durianto, Priskilia Bintang Cornelia Sitompul, Amin Iskandar, Retma Wati, Apolonius Lase
KREDIT FOTO SEHARUSNYA OTOMATISKredit foto seharusnya otomatis. Teman-teman harus lebih tertib saat submit foto ke basis data. Kasihan teman periset foto kalo harus membenarkan satu per satu. Terlalu banyak jumlahnya. Ini juga dimaksudkan agar basis data menjadi lebih tertib dan mempermudah pencarian saat dibutuhkan. Teks foto sebaiknya juga disesuaikan agar tidak terlalu banyak memuat informasi karena akan merusak tampilan saat dilihat lintas gawai. Jika tidak percaya, coba lihat tampilan caption ini di ponsel Anda.
JAKARTA, KOMPAS -- Teman-teman yang sedang menjalani pelatihan dan kebetulan membuka file ini: tolong jangandiporak-porandakan karena file ini berisi masukan dari Tim PB buat Tim Pengembang dan kita semua. Dilihat boleh, diubah jangan. Terima kasih.
Format deadline di awal berita seharusnya bisa dibuat default. Tidak ditulis secara manual. Dengan demikian, akan mengurangi kesalahan penulisan deadline. Sebab, masih sering ditemukan deadline ditulis tidak sesuai dengan aturan desain harian Kompas.
Oya, tampilan gambar cover masih ter-crop jika tayang di ponsel. Semoga kelak bisa fit in screen di setiap gawai yang ada di pasaran.
Soal "kutap-kutip"
Tuh, jelekkan tanda kutip di subjudul di atas? Yuk, diperbaiki. Nah, untuk kutipan seperti terlihat di bawah, kami sarankan menggunakan quote-unquote seperti gaya khas 69 di harian Kompas kala itu. Adapun untuk kutipan langsung dalam kalimat, kami mohon dengan sangat keduanya menggunakan unquote, baik di depan kalimat maupun di belakang kalimat. Ini sesuai dengan gaya selingkung Kompas
Kami juga menyarankan garis merah di bawah kutipan dihilangkan saja agar lebih bersih, sederhana alias simpel, dan terkesan profesional.
Dilihat boleh, diubah jangan. Tulisan ini adalah kumpulan saran dari PB kepada teman-teman semua. Jadi, jangan digunakan sebagai percobaan latihan dengan mengubahnya. Terima kasih.
Masih untuk kutipan, sebaiknya kutipan dibatasi karakternya. Dengan demikian, tidak ada lagi kutipan panjang seperti contoh di atas.
Untuk penulis, kami juga menyarankan, dalam sebuah tulisan, kutipan sebaiknya maksimal dua buah. Mana yang paling penting saja yang dikutip. Biar tidak terjadi pemandangan yang menyesakkan kala kutipan lebih banyak makan tempat dibandingkan dengan tulisannya.
Kutipan sebaiknya juga diambil dari teks yang sudah terbaca, bukan dari teks yang akan dibaca. Namanya juga mengutip. Jarak penempatan kutipan dengan teks yang dikutip juga harus diperhatikan. Jangan ada lagi kutipan terletak persis di bawah atau di atas teks yang dikutip.
Tentang subjudul
Subjudul besar seperti ini sah-sah saja dipakai. Untuk menambah tingkat keterbacaan via SEO, okelah. Namun, harus dipikirkan juga tentang keindahan.
Bayangkan kalo ada subjudul yang panjang, apa enggak berantakan nanti tampilannya. Kalo tampilan jelek biasanya orang enggak betah baca soalnya mengganggu pemandangan. Macam sampah visual.
Jadi, harus pula diberi batasan. Misal, harus dua kata atau maksimal tiga kata, tetapi dengan font yang lebih kecil sehingga cukup satu baris saja. Pertama, membuat penulis lebih kreatif dan, kedua, memperindah tampilan.
Tentang foto
Teks foto di bawah masih ada yang mencantumkan kredit di dalamcaption. Mungkin harus ada pelatihan ulang cara menulis metadata di kalangan wartawan dan unsur pendukungnya agar hal seperti ini tidak berulang. Ini menghambat proses produksi dan membuka kemungkinan terjadi kesalahan. Teks foto jangan terlalu banyak informasi. Silakan lengkapi informasi di tubuh berita. Jika terlalu banyak informasi, tampilan lintas gawai akan hancur lebur karena caption yang terlalu rimbun.
Karakter dalam teks foto alias caption sebaiknya bisa dimiringkan alias italic sehingga mempermudah dan mempercepat pengeditan.
Masih tentang foto, pada tampilan galeri seperti di atas, ada baiknya format template diseragamkan agar lebih rapi dan tidak terkesan loncat tak beraturan. Buat rules agar jika ada foto vertikal dimasukkan, foto horizontal tidak dapat disertakan atau sebaliknya. Dengan demikian, tampilan akan terlihat lebih rapi. Harus memilih, tidak boleh mencampur. Jadi, saat teman-teman wartawan dan fotografer di lapangan akan memotret, mereka sudah bisa memperkirakan tampilannya di ICM.
Teman-teman di bagian adjuster/periset foto juga bisa membantu untuk menyempurnakan sehingga tampilan akan semakin menarik.
Teks foto di bawah masih ada yang mencantumkan kredit di dalamcaption.
Pengambilan foto dan video sebaiknya juga dijadikan satu sumber: BASIS DATA FOTO & VIDEO. Jangan ada lagi opsi INR atau ICM. Dengan demikian, basis data foto dan video Kompas akan semakin banyak dan teratur alias terdokumentasi semakin baik.
Harus dipikirkan juga opsi pengambilan langsung dari LOCAL DISK. Di satu sisi, ini mempercepat proses produksi berita, khususnya pemasangan foto/video. Akan tetapi, di sisi lain, hal ini berpotensi membuat foto/video itu tak terdeteksi: tidak masuk basis data foto, tidak menambah perbendaharaan foto/video, dan membuka kemungkinan tayangnya foto/video yang mengandung unsur di luar panduan foto/video harian Kompas.
Dengan demikian, semua foto dan video akan terpusat dan terkontrol. Ini berkenaan dengan keamanan aset, mengurangi kesalahan, menambah akurasi dalam pemberitaan, dan mempermudah dan mempercepat proses produksi.
Tentang baca juga
Mungkin penggunaan baca juga harus dibatasi. Atau, dikreasikandengan kreatif dalam naskah, misalnya pakai bullet, link dalam kalimat, ataupun pakai format baca juga seperti contoh di bawah.
Apabila ingin menampilkan lebih dari satu tautan, ada baiknya menggunakan bullet. Akan tetapi, tautan yang hendak ditampilkan juga harus dibatasi maksimal dua tautan secara berurutan. Penambahan tautan juga harus memperhatikan tingkat keterhubungannya dengan berita yang sedang dinikmati oleh pembaca.
Baca juga akan lebih menarik jika bisa dibuat dalam bentuk carrousel. Ini untuk kebutuhan apabila terdapat lebih dari satu berita yang terhubung. Sebab, jika pakai bullet, akan terlalu banyak (bullet maksimal dua saja untuk tautan) sehingga merusak tampilan dan malah membingungkan pembaca (terlalu bayak opsi yang dilihat/mengganggu konsentrasi membaca).
Mengkreasikan tautan dalam kalimat akan lebih asik lagi karena menuntut kreativitas dan kejelian dalam menempatkan. Tautan model ini akan sangat berguna jika berita yang sedang ditulis terhubung dengan banyak pemberitaan sebelumnya. Contoh: jika ingin menikmati kuliner Nusantara dalam satu tempat, datanglah ke rumah saya. Saya jamin rasanya tidak akan kalah dengan makanan buatan resto.
Tentang version/save
Version history sebaiknya selalu aktif dan tanpa harus menekan tombol save secara manual. Ini lebih untuk keamanan bersama. Jadi, siapa pun yang membuka naskah akan terekam beserta perubahan yang dilakukannya.
Tangkapan layar version history dari sistem manajemen konten ICM.
Tentang ambil alih
Kami mohon agar fasilitas ambil alih ini dilengkapi dengan chat box. Jadi, apabila seseorang akan mengambil alih suatu naskah dari orang lain; ketika dia menekan tombol ambil alih, yang muncul pertama adalah chat box yang ditujukan kepada orang yang sedang memegang naskah.
Hal tersebut berguna untuk mengurangi tingkat stres (ini penting). Sebab, manakala seseorang telah menyelesaikan lebih dari setengah penulisan atau pembacaan, kemudian naskahnya direbut secara tiba-tiba, mood menulis ataupun membaca langsung lenyap dan berganti kedongkolan (baca: stres dan tidak sehat).
Urutannya mungkin bisa disederhanakan sebagai berikut:
Si pengambil alih mengeklik tombol ambil alih
Muncul chat box lalu dia menulis ingin ambil alih
Chat box otomatis muncul di layar orang yang sedang baca
Si pembaca membalas: ok dan menutup chat box
Saat chat box ditutup, naskah otomatis di-save ke versi terakhir.
Tentang naskah selesai
Masih tentang ambil alih. Kepastian sebuah naskah sudah ditutup/selesai ditulis dan dibaca oleh wartawan ataupun editor menjadi penting bagi PB. Mohon penanda yang ada diperjelas.
Sebab, apabila sebuah naskah sudah dalam status: request to pb, tetapi di thumbnail masih ada nama wartawan/editor, sementara tidak ada kolom yang menandakan status naskah itu sudah selesai dibaca atau belum, PB pun akan ragu untuk mengeklik karena berpikiran masih ditulis/dibaca.
Sebaiknya dalam thumbnail tidak perlu diberi tulisan nama orang terakhir yang mengirim naskah itu agar PB tidak ragu membukanya untuk dibaca kembali dan dilakukan perbaikan seperlunya.
Saran: jika masih dibaca, ketika kami klik, tolong munculkan dialog box yang menyatakan bahwa naskah masih dibaca, hilangkan nama dalam thumbnail, atau sediakan kolom khusus yang menginfokan bahwa naskah telah siap dibaca PB.
Apabila PB selesai membaca, harap dipastikan langkah setelahnya: apakah disediakan tombol close atau cukup dengan menekan tombol back.
KOMPAS/SIAPANAMANYA
Untuk video, ada baiknya kredit langsung terbaca oleh sistem, seperti foto. Hal ini untuk menghindari kesalahan di tingkat wartawan, editor, dan penyelaras bahasa serta dapat memangkas waktu produksi.
Tentang kerabat kerja
Kami sangat mengharapkan bahwa nama kami yang selama ini tidak pernah muncul juga disertakan dalam setiap naskah yang ditayangkan. Hal ini sangat berguna bagi kami karena:
Membuat kami menjadi lebih bertanggung jawab dalam setiap naskah yang kami kerjakan.
Membuat kami lebih bangga dan akhirnya lebih bersemangat, punya keterikatan yang kuat terhadap naskah.
Membuat kami lebih berorientasi kepada kualitas, tanpa melupakan kuantitas.
Agar pembaca tahu diperlukan banyak kerabat kerja dalam penyajian sebuah berita sehingga muncul penghargaan. Gilirannya, militansi dan rasa memiliki.
Membuka peluang kami naik grade (gaji menyusul enggak papa)
Sebagian besar dari kami sudah 20 tahun lebih menanti keajaiban ini.
Semoga....
Tentang WA channel
Apakah dimungkinkan menambahkan informasi tentang WA channel Kompas, misalnya: Dapatkan informasi terkini langsung di tangan Anda! Follow WA channels Kompas sekarang! Gratis!
Tentang komentar
Kolom komentar sangat mendesak untuk diaktivasi. Harus ada engagement dengan pembaca. Interaksi. Konektivitas. Dua arah. Zaman sekarang menuntut keterlibatan aktif pembaca. Bagaimana akan muncul rasa memiliki yang kuat jika tidak ada interaksi alias hanya jadi media satu arah?
Sediakan orang untuk kerjaan satu ini. Penting sekali untuk membuat Kompas.id lebih dikenal, bersahabat, dan dimiliki oleh banyak orang serta menjadi sumber rujukan pemberitaan.
Begitu saja latihan sore ini. Semoga bermanfaat bagi kita semua. Jika ada yang kurang berkenan, mohon maaf sebesar-besarnya. Terima kasih.
KREDIT FOTO SEHARUSNYA OTOMATISKredit foto seharusnya otomatis. Teman-teman harus lebih tertib saat submit foto ke basis data. Kasihan teman periset foto kalo harus membenarkan satu per satu. Terlalu banyak jumlahnya. Ini juga dimaksudkan agar basis data menjadi lebih tertib dan mempermudah pencarian saat dibutuhkan. Teks foto sebaiknya juga disesuaikan agar tidak terlalu banyak memuat informasi karena akan merusak tampilan saat dilihat lintas gawai. Jika tidak percaya, coba lihat tampilan caption ini di ponsel Anda.
JAKARTA, KOMPAS -- Teman-teman yang sedang menjalani pelatihan dan kebetulan membuka file ini: tolong jangandiporak-porandakan karena file ini berisi masukan dari Tim PB buat Tim Pengembang dan kita semua. Dilihat boleh, diubah jangan. Terima kasih.
Format deadline di awal berita seharusnya bisa dibuat default. Tidak ditulis secara manual. Dengan demikian, akan mengurangi kesalahan penulisan deadline. Sebab, masih sering ditemukan deadline ditulis tidak sesuai dengan aturan desain harian Kompas.
Oya, tampilan gambar cover masih ter-crop jika tayang di ponsel. Semoga kelak bisa fit in screen di setiap gawai yang ada di pasaran.
Soal "kutap-kutip"
Tuh, jelekkan tanda kutip di subjudul di atas? Yuk, diperbaiki. Nah, untuk kutipan seperti terlihat di bawah, kami sarankan menggunakan quote-unquote seperti gaya khas 69 di harian Kompas kala itu. Adapun untuk kutipan langsung dalam kalimat, kami mohon dengan sangat keduanya menggunakan unquote, baik di depan kalimat maupun di belakang kalimat. Ini sesuai dengan gaya selingkung Kompas
Kami juga menyarankan garis merah di bawah kutipan dihilangkan saja agar lebih bersih, sederhana alias simpel, dan terkesan profesional.
Dilihat boleh, diubah jangan. Tulisan ini adalah kumpulan saran dari PB kepada teman-teman semua. Jadi, jangan digunakan sebagai percobaan latihan dengan mengubahnya. Terima kasih.
Masih untuk kutipan, sebaiknya kutipan dibatasi karakternya. Dengan demikian, tidak ada lagi kutipan panjang seperti contoh di atas.
Untuk penulis, kami juga menyarankan, dalam sebuah tulisan, kutipan sebaiknya maksimal dua buah. Mana yang paling penting saja yang dikutip. Biar tidak terjadi pemandangan yang menyesakkan kala kutipan lebih banyak makan tempat dibandingkan dengan tulisannya.
Kutipan sebaiknya juga diambil dari teks yang sudah terbaca, bukan dari teks yang akan dibaca. Namanya juga mengutip. Jarak penempatan kutipan dengan teks yang dikutip juga harus diperhatikan. Jangan ada lagi kutipan terletak persis di bawah atau di atas teks yang dikutip.
Tentang subjudul
Subjudul besar seperti ini sah-sah saja dipakai. Untuk menambah tingkat keterbacaan via SEO, okelah. Namun, harus dipikirkan juga tentang keindahan.
Bayangkan kalo ada subjudul yang panjang, apa enggak berantakan nanti tampilannya. Kalo tampilan jelek biasanya orang enggak betah baca soalnya mengganggu pemandangan. Macam sampah visual.
Jadi, harus pula diberi batasan. Misal, harus dua kata atau maksimal tiga kata, tetapi dengan font yang lebih kecil sehingga cukup satu baris saja. Pertama, membuat penulis lebih kreatif dan, kedua, memperindah tampilan.
Tentang foto
Teks foto di bawah masih ada yang mencantumkan kredit di dalamcaption. Mungkin harus ada pelatihan ulang cara menulis metadata di kalangan wartawan dan unsur pendukungnya agar hal seperti ini tidak berulang. Ini menghambat proses produksi dan membuka kemungkinan terjadi kesalahan. Teks foto jangan terlalu banyak informasi. Silakan lengkapi informasi di tubuh berita. Jika terlalu banyak informasi, tampilan lintas gawai akan hancur lebur karena caption yang terlalu rimbun.
Karakter dalam teks foto alias caption sebaiknya bisa dimiringkan alias italic sehingga mempermudah dan mempercepat pengeditan.
Masih tentang foto, pada tampilan galeri seperti di atas, ada baiknya format template diseragamkan agar lebih rapi dan tidak terkesan loncat tak beraturan. Buat rules agar jika ada foto vertikal dimasukkan, foto horizontal tidak dapat disertakan atau sebaliknya. Dengan demikian, tampilan akan terlihat lebih rapi. Harus memilih, tidak boleh mencampur. Jadi, saat teman-teman wartawan dan fotografer di lapangan akan memotret, mereka sudah bisa memperkirakan tampilannya di ICM.
Teman-teman di bagian adjuster/periset foto juga bisa membantu untuk menyempurnakan sehingga tampilan akan semakin menarik.
Teks foto di bawah masih ada yang mencantumkan kredit di dalamcaption.
Pengambilan foto dan video sebaiknya juga dijadikan satu sumber: BASIS DATA FOTO & VIDEO. Jangan ada lagi opsi INR atau ICM. Dengan demikian, basis data foto dan video Kompas akan semakin banyak dan teratur alias terdokumentasi semakin baik.
Harus dipikirkan juga opsi pengambilan langsung dari LOCAL DISK. Di satu sisi, ini mempercepat proses produksi berita, khususnya pemasangan foto/video. Akan tetapi, di sisi lain, hal ini berpotensi membuat foto/video itu tak terdeteksi: tidak masuk basis data foto, tidak menambah perbendaharaan foto/video, dan membuka kemungkinan tayangnya foto/video yang mengandung unsur di luar panduan foto/video harian Kompas.
Dengan demikian, semua foto dan video akan terpusat dan terkontrol. Ini berkenaan dengan keamanan aset, mengurangi kesalahan, menambah akurasi dalam pemberitaan, dan mempermudah dan mempercepat proses produksi.
Tentang baca juga
Mungkin penggunaan baca juga harus dibatasi. Atau, dikreasikandengan kreatif dalam naskah, misalnya pakai bullet, link dalam kalimat, ataupun pakai format baca juga seperti contoh di bawah.
Apabila ingin menampilkan lebih dari satu tautan, ada baiknya menggunakan bullet. Akan tetapi, tautan yang hendak ditampilkan juga harus dibatasi maksimal dua tautan secara berurutan. Penambahan tautan juga harus memperhatikan tingkat keterhubungannya dengan berita yang sedang dinikmati oleh pembaca.
Baca juga akan lebih menarik jika bisa dibuat dalam bentuk carrousel. Ini untuk kebutuhan apabila terdapat lebih dari satu berita yang terhubung. Sebab, jika pakai bullet, akan terlalu banyak (bullet maksimal dua saja untuk tautan) sehingga merusak tampilan dan malah membingungkan pembaca (terlalu bayak opsi yang dilihat/mengganggu konsentrasi membaca).
Mengkreasikan tautan dalam kalimat akan lebih asik lagi karena menuntut kreativitas dan kejelian dalam menempatkan. Tautan model ini akan sangat berguna jika berita yang sedang ditulis terhubung dengan banyak pemberitaan sebelumnya. Contoh: jika ingin menikmati kuliner Nusantara dalam satu tempat, datanglah ke rumah saya. Saya jamin rasanya tidak akan kalah dengan makanan buatan resto.
Tentang version/save
Version history sebaiknya selalu aktif dan tanpa harus menekan tombol save secara manual. Ini lebih untuk keamanan bersama. Jadi, siapa pun yang membuka naskah akan terekam beserta perubahan yang dilakukannya.
Tangkapan layar version history dari sistem manajemen konten ICM.
Tentang ambil alih
Kami mohon agar fasilitas ambil alih ini dilengkapi dengan chat box. Jadi, apabila seseorang akan mengambil alih suatu naskah dari orang lain; ketika dia menekan tombol ambil alih, yang muncul pertama adalah chat box yang ditujukan kepada orang yang sedang memegang naskah.
Hal tersebut berguna untuk mengurangi tingkat stres (ini penting). Sebab, manakala seseorang telah menyelesaikan lebih dari setengah penulisan atau pembacaan, kemudian naskahnya direbut secara tiba-tiba, mood menulis ataupun membaca langsung lenyap dan berganti kedongkolan (baca: stres dan tidak sehat).
Urutannya mungkin bisa disederhanakan sebagai berikut:
Si pengambil alih mengeklik tombol ambil alih
Muncul chat box lalu dia menulis ingin ambil alih
Chat box otomatis muncul di layar orang yang sedang baca
Si pembaca membalas: ok dan menutup chat box
Saat chat box ditutup, naskah otomatis di-save ke versi terakhir.
Tentang naskah selesai
Masih tentang ambil alih. Kepastian sebuah naskah sudah ditutup/selesai ditulis dan dibaca oleh wartawan ataupun editor menjadi penting bagi PB. Mohon penanda yang ada diperjelas.
Sebab, apabila sebuah naskah sudah dalam status: request to pb, tetapi di thumbnail masih ada nama wartawan/editor, sementara tidak ada kolom yang menandakan status naskah itu sudah selesai dibaca atau belum, PB pun akan ragu untuk mengeklik karena berpikiran masih ditulis/dibaca.
Sebaiknya dalam thumbnail tidak perlu diberi tulisan nama orang terakhir yang mengirim naskah itu agar PB tidak ragu membukanya untuk dibaca kembali dan dilakukan perbaikan seperlunya.
Saran: jika masih dibaca, ketika kami klik, tolong munculkan dialog box yang menyatakan bahwa naskah masih dibaca, hilangkan nama dalam thumbnail, atau sediakan kolom khusus yang menginfokan bahwa naskah telah siap dibaca PB.
Apabila PB selesai membaca, harap dipastikan langkah setelahnya: apakah disediakan tombol close atau cukup dengan menekan tombol back.
KOMPAS/SIAPANAMANYA
Untuk video, ada baiknya kredit langsung terbaca oleh sistem, seperti foto. Hal ini untuk menghindari kesalahan di tingkat wartawan, editor, dan penyelaras bahasa serta dapat memangkas waktu produksi.
Tentang kerabat kerja
Kami sangat mengharapkan bahwa nama kami yang selama ini tidak pernah muncul juga disertakan dalam setiap naskah yang ditayangkan. Hal ini sangat berguna bagi kami karena:
Membuat kami menjadi lebih bertanggung jawab dalam setiap naskah yang kami kerjakan.
Membuat kami lebih bangga dan akhirnya lebih bersemangat, punya keterikatan yang kuat terhadap naskah.
Membuat kami lebih berorientasi kepada kualitas, tanpa melupakan kuantitas.
Agar pembaca tahu diperlukan banyak kerabat kerja dalam penyajian sebuah berita sehingga muncul penghargaan. Gilirannya, militansi dan rasa memiliki.
Membuka peluang kami naik grade (gaji menyusul enggak papa)
Sebagian besar dari kami sudah 20 tahun lebih menanti keajaiban ini.
Semoga....
Tentang WA channel
Apakah dimungkinkan menambahkan informasi tentang WA channel Kompas, misalnya: Dapatkan informasi terkini langsung di tangan Anda! Follow WA channels Kompas sekarang! Gratis!
Tentang komentar
Kolom komentar sangat mendesak untuk diaktivasi. Harus ada engagement dengan pembaca. Interaksi. Konektivitas. Dua arah. Zaman sekarang menuntut keterlibatan aktif pembaca. Bagaimana akan muncul rasa memiliki yang kuat jika tidak ada interaksi alias hanya jadi media satu arah?
Sediakan orang untuk kerjaan satu ini. Penting sekali untuk membuat Kompas.id lebih dikenal, bersahabat, dan dimiliki oleh banyak orang serta menjadi sumber rujukan pemberitaan.
Begitu saja latihan sore ini. Semoga bermanfaat bagi kita semua. Jika ada yang kurang berkenan, mohon maaf sebesar-besarnya. Terima kasih.